Minggu, 14 April 2019

PENGERTIAN DAN METODE SEJARAH PERADABAN ISLAM


A.      Pengertian Sejarah
Kata “Sejarah” berasal dari bahasa arab “syajaratun” , artinya pohon. Apabila digambarkan secara sistematik, sejarah hampir sama dengan pohon, memiliki cabang ranting, bermula dari sebuah bibit, kemudian tumbuh dan berkembang, lalu layu dan tumbang. Seirama dengan kata sejarah adalah silsilah, kisah, hikayat yang berasal dari bahasa arab.

Sejarah dalam dunia barat disebut histoire (Perancis), historie (Belanda),dan history (Inggris), berasal dari bahasa yunani, istoria yang berarti ilmu. Menurut definisi yang umum, kata history berarti ”masa lampau umat manusia”. Dalam bahasa Jerman Disebut geschichte, berasal dari kata geschehen yang berarti terjadi. Sedangkan dalam bahasa Arab disebut tarikh, berasal dari akar kata ta’rikh dan taurikh yang berarti pemberitahuan tentang waktu dan kadangkala kata tarikhus syai’i menunjukkan arti pada tujuan dan masa berakhirnya suatu peristiwa. Dalam Pengertian lain, sejarah adalah catatan berbagai peristiwa yang terjadi pada masa lampau (even in the past). Dalam pengetian yang lebih seksama sejarah adalah kisah kisah dan peristiwa masa lampau umat manusia.

Sejarawan muslim Ibnu Khaldun mendefinisikan, sejarah adalah catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia; tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak masyarakat, seperti keliaran, keramah-tamahan, dan solidaritas golongan; tentang revolusi pemberontakan oleh segolongan rakyat melawan golongan yang lain dengan akibat timbulnya kerajaan-kerajaan dan negara-negara, dengan tingkat bermacam-macam; tentang bermacam-macam kegiatan dan kedudukan orang, baik untuk mencapai penghidupannya, maupun dalam bermacam-macam cabang ilmu pengetahuan dan pertukaran; dan pada umunya, tentang segala perubahan yang terjadi dalam masyarakat karena watak masyarakat itu sendiri. Adapun Menurut Sidi Gazalba, sejarah adalah gambaran masa lalu tentang manusia dan sekitarnya sebagai makhluk social, yang disusun secara ilmiah dan lengkap, meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang memberi pengertian dan kepahaman tentang apa yang telah berlalu itu.

Namun demikian, kajian sejarah masih terlalu luas lingkupnya sehingga menuntut suatu pembatasan. Oleh karena itu, sejarah haruslah diartikan sebagai tindakan manusia dalam jangka waktu tertentu pada masa lampau yang dilakukan di tempat tertentu. Dengan demikian, muncullah kajian sejarah suku bangsa tertentu, di tempat tertentu, atau pada zaman tertentu, seperti sejarah bangsa Eropa, sejarah Yunani, sejarah Islam, sejarah Islam abad pertengahan, sejarah Islam di Spanyol, dan sebagainya.

Sejarah mencakup perjalanan hidup manusia dalam mengisi perkembangan dunia dari masa ke masa. Setiap sejarah mempunyai arti dan bernilai, sehingga manusia dapat membuat sejarah sendiri dan sejarah pun dapat membentuk manusia. Menggunakan sejarah sebagai bahan hidup akan menimbulkan berbagai macam analisis dalam suasana budaya sejarah tersebut. Sejarah itu kembali berulang membawa peristiwa lama dan sama. Sejarah mempunyai arti dan memberi arti di mana manusia itu bagaikan dunia yang berputar di sekeliling dirinya sendiri. Sejarah ditulis dan dijadikan sebagai gambaran atau sebagai guru yang memberikan penunutun. Alquran antara lain menjelaskan kisah-kisah sebagai tauladan (uswatun hasanah) untuk dijadikan dasar pertimbangan bagi umat manusia dalam setiap tindakan maupun sikap. Ada kalanya sejarah merupakan laporan, teguran, yang lembut dank eras bagi umat manusia yang membacanya menjadi suatu yang mengecewakan atau merugikan agar tidak terulang lagi. Oleh karena itu, sejarah tersebut hendaknya diinterpretasikan ke dalam zaman sekarang apakah sesuai atau tidak sebagai bahan pertimbangan untuk berpegang pada sejarah. Sejarah Islam sangat arat dengan Islam sebagai
agama penuntun, maupun petunjuk bagi umat Islam sehingga Islam dalam sejarah memberikan arti lebih penting bahkan menentukan kehidupan umat manusia. Peranan agama dalam kehidupan manusia mempunyai arti sebagai peraturan dalam kehidupan, baik kehidupan dunia maupun akhirat. Oleh karena itu, sejarah islam yang sebenarnya berpangakal dan bersumber dari Alquran dan hadis. Karena din mempunyai arti mendalam yang lebih daripada hanyayang dapat dicakup dalam agama, igama atau ugama.

Dengan demikian, pengertian Sejarah Peradaban Islam adalah keterangan mengenai pertumbuhan dan perkembangan peradaban Islam dari sutu waktu ke waktu lain, sejak zaman lahirnya Islam sampai sekarang. Cabang ilmu yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan peradaban Islam, baik segi ide dan konsepsi maupun segi
institusi dan operasionalisasi sejak zaman nabi Muhammad SAW sampai sekarang. Jadi, antara sejarah dan peradaban Islam dan cabangcabangnya perlu direskrontruksi dengan perkembangan zaman, karena sejarah peradaban Islam dan cabangnya berawal dari sebuah ide, gagasan, dan konsep pada masa lalu. Maka pihak-pihak terkait hendaknya melakukan tugas langkah untuk mengembangkan peradaban Islam dengan empat hal, yaitu sebagai berikut.

1.        Konstruksi, artinya apakah sejarah yang berlaku dahulu yang masih berkaitan disusun, dipahami, dihayati, dan dicerna.
2.        Interpretasi, artinya sejarah yang berkaitan dengan yang masih berlaku ini apakah masih dapat dijadikan pedoman dan apakah masih perlu dikembangkan atau perlu dihilangkan.
3.        Tranformasi, artinya sejarah perlu ditransfer dan dikembangkan agar mampu mengisi tuntutan globalisasi.
4.        Rekontruksi, artinya melakukan kontruksi ulang secara runtut dan sistematik agar ada keserasian dan kesesuaian dengan zaman bahwa tuntutan global hendaknya mampu menyediakan model peradaban Islam dengan tujuan mampu mengahapi masalah local dan global.

B.       Metode Sejarah
Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. Rekontruksi yang imaginative dari masa lampau berdasarkan data yang diperoleh dengan menempuh proses itu disebut historiografi (penulisan sejarah).

1. Metode Penggalian Sejarah
Dalam penggalian sejarah terdapat beberapa metode yang dapat digunakan. Untuk menggali data yang valid berkaitan dengan sejarah, diperlukan metode penggalian sejarah yang akurat. Penggalian sejarah pada umumnya menggunakan metode lisan, observasi, dan documenter.
 
Metode Lisan (Interview)
Dengan metode ini pelacakan suatu objek sejarah dilakukan dengan interview. Metode interview atau wawancara disebut juga metode kuesioner karena terjadi suatu dialog yang dilakukan oleh pewancara (Interviewer) Untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Interviewee).

Metode Observasi
Dalam metode observasi, objek sejarah diamati secara langsung. Sebelum penelitian dimulai atau pertama kali terjun ke lapangan, metode observasi sangat penting untuk digunakan dalam sebuah penelitian. Metode observasi merupakan metode pengumpulan data, yakni penyelidikan yang dijalankan secara sistematis dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indra terhadap kejadian yang dapat langsung ditangkap. Jadi, metode observasi adalah metode penelitian dengan pengamatan yang dicatat secara sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki.

Metode Dokumenter
Metode ini berusaha mempelajari secara cermat dan mendalam segala catatan atau dokumen tertulis. Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk mengetahui data yang dapat dilihat secara langsung. Sebagai laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya terdiri dari penjelasan dan pemikiran terhadap peristiwa dan sengaja menyimpan keterangan-keterangan tertentu atau catatan-catatan. Metode ini sangat efektif dan efisien dalam penggunaan waktu dan tenaga karena cukup dengan melihat catatan yang telah ada.

2. Metode Penulisan Sejarah
Adapun dalam penulisan sejarah, demikian pula sejarah peradaban Islam, Metode yang dapat digunakan adalah metode deskriptif, komparatif, dan analisis sintetis.

Metode Deskriptif
Dengan metode ini ditunjukkan untuk menggambar adanya peradaban Islam tersebut, maksudnya ajaran Islam sebagai agama samawi yang dibawa Nabi Muhammad yang berhubungan dengan peradaban diuraikan sebagaimana adanya, dengan tujuan untuk memahami yang terkandung dalam sejarah tersebut.

Metode Komparatif
Metode ini merupakan metode yang berusaha membandingkan sebuah perkembangan peradaban Islam dengan peradaban islam lainnya. Melalui metode komparatif dimaksudkan bahwa ajaran-ajaran Islam tersebut dikomprasikan dengan fakta-fakta yang terjadi dan berkembang dalam waktu serta tempat-tempat tertentu untuk mengetahui adanya persamaan dan perbedaan dalam suatu permasalahan tertentu. Dengan demikian, dapat diketahui pula adanya garis tertentu yang menghubungkan peradaban Islam dengan peradaban yang dibandingkan.

Metode Analisis Sintetis
Metode ini dilakukan dengan melihat sosok peradaban Islam secara lebih kritis, ada analisis dan bahasan yang luas serta kesimpulan yang lebih kritis, ada analisis dan bahasan yang luas serta kesimpulan yang spesifik. Dengan demikian, akan tampak adanya kelebihan dan kekhasan peradaban Islam. Hal tersebut akan lebih jelas dengan adanya pendekatan sintetis yang dimaksudkan untuk memperoleh kesimpulan yang diambil untuk memperoleh satu keutuhan dan kelengkapan kerangka pencapaian tujuan serta manfaat penulisan sejarah peradaban Islam.

C.      Ilmu Dasar Sejarah
Untuk membantu diperolehnya data histori yang akurat dibutuhkan ilmu-ilmu pendukung yang akan mempertkuat keberadaan sejarah. Ilmu-ilmu yang dibutuhkan oleh ilmu sejarah terbagi menjadi dua; ilmu-ilmu dasar sejarah (auxillary disciplines) dan ilmu-ilmu bantu sejarah (auxillary sciences). Adapun ilmu-ilmu dasar sejarah meliputi:

Paleografi (ilmu khath)
Paleografi adalah pengetahuan mengenai tulisan-tulisan kuno. Melalui paleografi dapat diketahui beberapa hal, yaitu 1) bentuk-bentuk tulisan, misalnya bentuk-bentuk tulisan Arab; seperti tumar, nasakhi, tsulus, farisi, maghribi, ghubar, diwani, qiqairimah, dan lain-lain; 2) cara membaca tulisan-tulisan kuno,seperti tulisan mesir kuno yang terdapat pada piramida, tulisan Arab sebelum Islam, Tulisan Ibrani, Tulisan Jawa dengan bahasa Sanskerta; 3) kapan dan dimana tulisan itu dibuat, sebab tulisan itu mengalami perubahan-perubahan, baik karena waktu maupun tempat yang berbeda.

Diplomatik
Diplomatik adalah suatu cabang pengetahuan yang menyelidiki tanggal, tempat serta keaslian dokumen-dokumen tertulis. Dahulu diplomatik hanya dikhususkan untuk penyelidikan dokumen resmi, namun dalam perkembangannya termasuk dokumen yang tidak resmi, yang bersifat pribadi.

Epigrafi
Epigrafi adalah suatu cabang pengetahuan yang menyelidiki tanggal, serta diplomatik hanya dikhususkan untuk penyelidikan dokumen resmi, namun dalam perkembangannya termasuk dokumen yang tidak resmi, yang bersifat pribadi.

Kronologis
Kronologis adalah cabang pengetahuan yang membahas tentang masalah kesatuan waktu, seperti kalender Julius (model lama) dan Greogorius (model baru) dalam kalender masehi, tahun hijriyah dalam islam (1 H = 622 M), tahun saka (1 Saka = 78 M), dan lain-lain.

Sigilografi
Sigilografi adalah pengetahuan mengenai segel yang dipergunakan oleh para raja, khalifa, gubernur, paus, pegawai pemerintah, dan lain-lain. Dengan mengetahui bentuk-bentuk segel dan cara penggunaannya, maka akan diketahui apakah dokumen tersebut asli atau palsu.

Heraldy
Heraldy adalah pengetahuan tentang tanda-tanda atau symbol istimewa yang terdapat dalam stempel, baju besi, pakaian para pembesar, pada bendera dan pakaian tentara. Dalam sejarah Islam pada masa-masa pemerintahan Bani Saljuk, Bani Ayyub, Mamalik, dan Turki Usmani
terdapat pada simbol-simbol dan tanda-tanda yang menunjukkan jabatan tertentu yang disandangnya.

Numismatik
Numismatik adalah pengetahuan untuk mengadakan klasifikasi dan menguraikan secara deskriptif mengenai mata uang menurut negeri atau zamannya, termasuk di dalamnya adalah medali. Gambar-gambar dan tulisan dalam mata uang memberikan manfaat yang sangat penting dalam memberikan data sejarah.

Genealogi
Genealogi adalah pengetahuan tentang asal-usul dan silsilah termasuk juga daftar para pembesar dan pegawai. Bangsa Arab sangat mementingkan silsilah ini, Sehingga ada buku khusus untuk mencari silsilah. Daftar para khalifah dengan angka tahun kekuasaannya yang tepat harus diketahui oleh para sejarawan.

D.      Ilmu Bantu Sejarah
Sejarah peradaban merupakan uraian sistematis dari segala sesuatu yang telah dipikirkan dan dikerjakan dalam lapangan peradaban pada waktu yang telah lampau. Sejarah peradaban menguraikan perkembangan peradaban dari dahulu hingga sekarang. Namun diperlukan pemilahan sejarah, sehingga perlu mempertahankan dan mengembangkan elemenelemen positif, sedangkan elemen nehatif dapat menjadi sebuah pengalaman dalam bidang peradaban jangan sampai kembali terulang, Di era global ini dituntut adanya peradaban yang mampu think international and act nationally.

Dalam sejarah peradaban Islam terdapat elemen positif, misalnya nilainilai sangat penting untuk dikembangkan dalam modernitas,tanpa nilai-nilai tersebut modernitas akan anarkis dan tidak menghiraukan hak-hak asasi manusia. Demikian pula sebaliknya, banyak nilai-nilai luhur dari sejarah peradaban Islam di zaman modern ini tidak akan berdaya dan hanya menjadi dongeng pengatur tidur belaka. Misalnya keluhuran dan kearifan Abu Bakar dalam memimpin Negara yang bebas dari korupsi, kolusi. Dan nepotisme. Serta perbuatan menyingkirkan duri kecil dijalan adalah bernilai sangat luhur dan diyakini dapat memasukkan seseorang ke surga. Namun, pada zaman modern yang sarat dengan kehidupan dunia ini, hal tersebut bagaikan hembusan moral di tengah padang pasir tanpa penghuni. Dengan demikian, sejarah peradaban Islam erat kaintannya dengan beberapa ilmu, antara lain geografi, sosiologi, antropologi, analogi dan ilmu sejarah.

Geografi
Peristiwa sejarah lingkup ruang dan waktu, dalam konteks ruang dimensi geografi sangat penting, Bahkan dalm konteks perluasan wilayah kekuasaan dan penyabaran suatu agama tidak mungkin daoat dijealskan dengan baik, jika kita tidak mengetahui geografinya. Fenomena geografis yang beraneka ragam berpengaruh besar terhadap manusia dan sejarahnya. Misalnya Mesopotamia, Babilonia, dan Mesair masuk dalam peradaban potamis (sungai) berdasarkan pertanian dan pelayaran sungai; Yunani da Romawi termasuk peradaban thalasis (lautan tengah) denagan pelayaran dan perdagangan yang luas. Eropa Barat sejak abad ke-15 berkembang menjadi peradaban oceanis (samudra) karena teknik navigasinya maju berdasarkan pengetahuan perbintangan alat-alat teknisnya. Jadi, dalam mempelajari sejarah tidak mungakin akan terbantu dengan baik jika tidak ada ilmu geografis.

Sosiologi
Interaksi seseorang yang terjadi dalam kehidupan antara individu maupun antara golongan, akan menimbulkan suatu dinamika kehidupan. Dinamika dan perubahan kehidupan akan bermuara pada terjadinya mobilitas social. Proses mobilitasi social hendaknya berorientasi pada kemaslahatan, baik dunia maupun akhirat (al maslahah ad-dunya wa alakhirah). Karena mobilitas sosial tersebut akan berpengaruh pada system peradaban Islam selanjutnya. Sosiologi sebagai ilmi pengetahuan memiliki lapangan penyelidikan, sudut pandangan metode dan susunan pengetahuan. Sosiologi dapat dibedakan menjadi dua; pertama, sosiologi umum yakni soisologi yang tugasnya menyelidiki gejala sosio-kultural secara umum; kedua, sosiologi khusus yakni pengkhususan dari sosiologi umum yanga tugasnya menyelidiki suatu aspek kehidupan sosial cultural secar mendalam.

Antropologi
Antropologi dan sejarah memiliki objek studi yang sama, yaitu manusia. Oleh karena itu, antara kedua disiplin ilmi ini memiliki banyak kajian yang sama. Metode-metode dalam antropologi dapat membantu bebrapa masalah yang dihadapi oleh sejarawan. Misalnya di Indonesia, para sejarawan menghadapi beberapa permasalahan historiografi Indonesia, seperti masalah:

1) Proses asimilasi kebudayaan asing kedalam kebudayaan Indonesia,
2) Mengisi lata belakang peristiwa sejarah,
3) Merekonstruksi kembali sejarah lokal,
4) Arti dan fungsi semula berbagai benda sejarah.
Berkaitan dengan peradaban, maka ada sejarah peradaban dan sada pula sejara antropologi budaya. Dalam konteks ini sejarawan dapat meminjam beberapa konsep antropologi budaya dalam kajiannya tentang sejarah peradaban di berbagai aspek, yaitu nilai, norma, adat, istiadat, tingkat peradaban, gaya hidup dan lain-lain. Jelasalah bahwa prespektif sejarah membutuhkan ilmu bantu antropologi dalam berbagai-pendekatannya.

Arkeologi
Arkeologi berbicara tentang warisan masa lampau yang berupa benda, bangunan, dan momentum yang masih terdapat pada permukaan tanah. Sisa peniggalan yang tersimpan dalam tanah yang dapat ditemukan melalui penggalian di samping semua benda berasal dari masa lampau. Arkeologi memberikan bahan tentang kurun waktu yang tidak mewariskan bahan tertulis atau kurang mewariskan bahan tertulis. Kurun prasejarah adalah kurun yang tidak meninggalkan bahan tertulis, sedangkan kurun sejarah adalah kurun yang meninggalkan bahan tertulis. Dalam konteks yang pertama ini, arkeologi bersifat melengkapi. Bagi sejarah kebudayaan dan sejarah peradaban, arkeologi sangat penting keberadaannya. Sebab arkeologi dapat mengungkapkan peradaban materiil masa lampau, seperti pembentukan kota, struktur, perumahan, perabot rumah tangga, pakaian, hiasan, alat kerja, senjata, bahkan juga pengetahuan tentang agama.

Ilmu Sejarah
Sejarah adalah kisah dan peristiwa masa lampau umat manusia. Ilmu ini membahas mengenai perkembangan peristiwa atau kejadian masa lampau yang dibahas oleh orang lain mengenai segala ihwal “orang-orang besar”, baik seseorang yang membesarkan bidang peradaban, pemerintahan, ekonomi, politik, dan sebagainnya, karena biasanya “orang-orang besar” tersebut memiliki pengaruh dalam bidang peradaban yang berlaku pada saat itu. Ilmu sejarah dipelajari untuk diambil hikmah dari sebuah sejarah, jika ada nilai positifnya maka dapat dikembangakan dalam kemodernan peradaban, tetapi sebaliknya hal yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman dapat dijadikan sebagai pengetahuan.

E.       Manfaat Atau Urgensi Menpelajari Sejarah Peradaban Islam
Sejarah mencatat kondisi kebesaran Islam berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, di mana pada waktu itu dunia Islam menjadi kiblat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia. Namun, sangat memilukan bahwa masyarakat Indonesia yang religius dewasa ini terpuruk dalam himpitan krisis dan terbelakang dalam berbagai aspek kehidupan. Laporan pengamat asing satu dekade yang lalu tentang Indonesia yang memiliki etos kerja yang buruk dan korupsi yang sangat serius (the lousy work ethics and serious corruption) ternyata kini tidak dapat diganggu gugat lagi. Bahkan sekarang terbalik, Negara Barat menjadi model bagi negara-negara yang berkembang termasuk Indonesia. Oleh karena itu, hendaknya perlu ada upaya rekonstruksi untuk menata kehidupan, baik ilmu pengetahuan maupun teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan unsur penting bagi terbentuknya suatau peradaban, bukan menjadi monopoli hanya pada satu agama tertentu. Sebagai umat Islam diwajibkan untuk mencari ilmu ke seluruh pelosok dunia walaupun berbeda keyakinan, sebagaimana dianjurkan oleh Rasulullah SAW agar menuntut ilmu walaupun sampai ke negeri Cina. Dengan demikian, dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa diperlukan kerja sama dari semua orang Indonesia tanpa membedakan agama. Yang perlu ditegakkan adalah aturan untuk melakukan kerja sama tersebut, sehingga perlu dikembanggkan akhlak atau etika pergaulan.

Sejarah yang membahas berbagai peristiwa masa lalu, jangan diremehkan dan dibiarkan seiring dengan berlalunya waktu, sebab begitu besar makna sejarah bagi kehidupan manusia. “Belajarlah dari sejarah”, demikian kata-kata mutiara yang dapat mengingatkan kita makna sejarah. Bahkan Presiden Pertama RI Sukarno telah menitipkan sesuatu yang sangat berharga berupa “Jasmerah” sebagai akronim dari “ Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah”.16 Sejarah memiliki nilai dan arti penting yang bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. Hal tersebut dikarenakan sejarah menyimpan atau mengandung kekuatan yang dapat menimbulkan dinamisme dan melahirkan nilai-nilai baru bagi perkembangan kehidupan manusia. Pentingnya memahami sejarah perabadan Islam tidak semata-mata untuk mengetahui tanggal, bulan, tahun, dan abad suatu peristiwa peradaban Islam di masa lampau. Namun juga memahami realitas muslim untuk mengetahui suatu peristiwa peradaban Islam.

Dengan mengkaji sejarah, dapat diperoleh informasi tentang aktivitas peradaban Islam dari zaman Rasulullah sampai sekarang, mulai dari pertumbuhan, perkembangan, kemajuan, kemunduran, dan kebangkitan kembali peradaban Islam. Dari sejarah dapat diketahui segala sesuatau yang terjadi dalam peradaban Islam dengan segala ide, konsep, institusi, system dan operasionalnya yang terjadi dari waktu ke waktu. Jadi, sejarah pada dasarnya tidak hanya sekedar memberikan romantisme, tetapi lebih dari itu merupakan refleksi histori. Dengan demikian, mempelajari sejarah peradaban Islam dapat memberikan semangat back projecting theory untuk membuka lembaran dan mengukir kejayaan atau kemajuan peradaban Islam yang baru dan lebih baik.

Sejarah peradaban Islam sebagai studi tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan sejarah peradaban sudah tentu akan sangat bermanfaat terutama dalam rangka memberikan sumbangan bagi pertumbuhan atau perkembangan peradaban. Dengan mempelajari sejarah peradaban Islam diharapkan seseorang dapat mengetahui dan memahami perumbuhan dan perkembangan peradaban Islam, sejak zaman lahirnya sampai masa sekarang. Sejarah peradaban Islam tidak hanya memiliki manfaaat yang sangat besar dalam pembangunan dan
pengembangan peradaban Islam, namun dapat pula menyelesaikan problematika perdaban Islam pada masa kini. Di samping itu, dapat memunculkan sikap positif terhadap berbagai perubahan system peradaban Islam.


Daftar Pustaka
Abdurrahman, Dudung, Metode Penilitian Sejarah. Jakarta: Logos, 1999.
Affandi, Bisri, Dr.H.M.A., (ed), Dirasat Islamiyah III, Sejarah dan Kebudayaan Islam. Surabaya: Anika Bahagia Offset, 1993.
Al-Mubarakfuri, Syaikh Shafiyyurahman, SIRAH NABAWIYAH. Jakarta Timur: UMMUL QURA, 2016.
Frederick, William H. dan Soeri Soeroto, Pemahaman Sejarah Indonesia, Sebeleum dan sesudah Revolusi. Jakarta: LP3ES, 1982.
Gazalba,Sidi, Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu. Jakarta: Bharata, 1966.
Gottschalk, Louis, Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press, 1986.
Hamka, Prof. Dr., SEJARAH UMAT ISLAM. Depok: Gema Insani, 2016.
Mansur, Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah. Yogyakarta: Global Pustaka Utama, 2004.
Mansur, Sejarah Islam dan Pendidikan Bangsa. Yogyakarta: Pustaka Utama, 2004.
Mas’ud, Abdurrahman, Antologi Studi dan Pendidikan. Semarang: Aneka Ilmu, 2004.
Mas’ud, Sulthon. Sejarah Peradaban Islam. Surabaya: UINSA, 2014.
Mastuhu, Menata Ulang Pemikiran Sistem Pendidikan Nasional dalam Abad 21. Yogyakarta: Safira Insania Pers, 2003.
Utsman, Hasan, Metode Penilitian Sejarah. Jakarta: Departemen Agama RI, 1986.
Walgito, Bimo, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Yogyakarta: Fak. Psikologi, UGM, 1980.

0 komentar:

Posting Komentar