A.
Pengertian Sejarah
Kata “Sejarah”
berasal dari bahasa arab “syajaratun” , artinya pohon. Apabila digambarkan
secara sistematik, sejarah hampir sama dengan pohon, memiliki cabang ranting,
bermula dari sebuah bibit, kemudian tumbuh dan berkembang, lalu layu dan
tumbang. Seirama dengan kata sejarah adalah silsilah, kisah, hikayat yang
berasal dari bahasa arab.
Sejarah dalam dunia
barat disebut histoire (Perancis), historie (Belanda),dan history
(Inggris), berasal dari bahasa yunani, istoria yang berarti ilmu. Menurut
definisi yang umum, kata history berarti ”masa lampau umat manusia”. Dalam
bahasa Jerman Disebut geschichte, berasal dari kata geschehen yang
berarti terjadi. Sedangkan dalam bahasa Arab disebut tarikh, berasal
dari akar kata ta’rikh dan taurikh yang berarti pemberitahuan tentang
waktu dan kadangkala kata tarikhus syai’i menunjukkan arti pada tujuan
dan masa berakhirnya suatu peristiwa. Dalam Pengertian lain, sejarah adalah
catatan berbagai peristiwa yang terjadi pada masa lampau (even in the past).
Dalam pengetian yang lebih seksama sejarah adalah kisah kisah dan peristiwa
masa lampau umat manusia.
Sejarawan muslim Ibnu
Khaldun mendefinisikan, sejarah adalah catatan tentang masyarakat umat manusia
atau peradaban dunia; tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak
masyarakat, seperti keliaran, keramah-tamahan, dan solidaritas golongan; tentang
revolusi pemberontakan oleh segolongan rakyat melawan golongan yang lain dengan
akibat timbulnya kerajaan-kerajaan dan negara-negara, dengan tingkat bermacam-macam;
tentang bermacam-macam kegiatan dan kedudukan orang, baik untuk mencapai
penghidupannya, maupun dalam bermacam-macam cabang ilmu pengetahuan dan
pertukaran; dan pada umunya, tentang segala perubahan yang terjadi dalam
masyarakat karena watak masyarakat itu sendiri. Adapun Menurut Sidi
Gazalba, sejarah adalah gambaran masa lalu tentang manusia dan sekitarnya
sebagai makhluk social, yang disusun secara ilmiah dan lengkap, meliputi urutan
fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang memberi pengertian dan
kepahaman tentang apa yang telah berlalu itu.
Namun demikian, kajian sejarah masih terlalu luas lingkupnya sehingga
menuntut suatu pembatasan. Oleh karena itu, sejarah haruslah diartikan sebagai
tindakan manusia dalam jangka waktu tertentu pada masa lampau yang dilakukan di
tempat tertentu. Dengan demikian, muncullah kajian sejarah suku bangsa
tertentu, di tempat tertentu, atau pada zaman tertentu, seperti sejarah bangsa
Eropa, sejarah Yunani, sejarah Islam, sejarah Islam abad pertengahan, sejarah
Islam di Spanyol, dan sebagainya.
Sejarah mencakup perjalanan hidup manusia dalam mengisi perkembangan dunia
dari masa ke masa. Setiap sejarah mempunyai arti dan bernilai, sehingga manusia
dapat membuat sejarah sendiri dan sejarah pun dapat membentuk manusia.
Menggunakan sejarah sebagai bahan hidup akan menimbulkan berbagai macam analisis
dalam suasana budaya sejarah tersebut. Sejarah itu kembali berulang membawa
peristiwa lama dan sama. Sejarah mempunyai arti dan memberi arti di mana
manusia itu bagaikan dunia yang berputar di sekeliling dirinya sendiri. Sejarah
ditulis dan dijadikan sebagai gambaran atau sebagai guru yang memberikan
penunutun. Alquran antara lain menjelaskan kisah-kisah sebagai tauladan (uswatun
hasanah) untuk dijadikan dasar pertimbangan bagi umat manusia dalam setiap
tindakan maupun sikap. Ada kalanya sejarah merupakan laporan, teguran, yang
lembut dank eras bagi umat manusia yang membacanya menjadi suatu yang
mengecewakan atau merugikan agar tidak terulang lagi. Oleh karena itu, sejarah
tersebut hendaknya diinterpretasikan ke dalam zaman sekarang apakah sesuai atau
tidak sebagai bahan pertimbangan untuk berpegang pada sejarah. Sejarah Islam
sangat arat dengan Islam sebagai
agama penuntun,
maupun petunjuk bagi umat Islam sehingga Islam dalam sejarah memberikan arti
lebih penting bahkan menentukan kehidupan umat manusia. Peranan agama dalam
kehidupan manusia mempunyai arti sebagai peraturan dalam kehidupan, baik
kehidupan dunia maupun akhirat. Oleh karena itu, sejarah islam yang sebenarnya
berpangakal dan bersumber dari Alquran dan hadis. Karena din mempunyai
arti mendalam yang lebih daripada hanyayang dapat dicakup dalam agama, igama
atau ugama.
Dengan demikian,
pengertian Sejarah Peradaban Islam adalah keterangan mengenai pertumbuhan dan
perkembangan peradaban Islam dari sutu waktu ke waktu lain, sejak zaman
lahirnya Islam sampai sekarang. Cabang ilmu yang berhubungan dengan pertumbuhan
dan perkembangan peradaban Islam, baik segi ide dan konsepsi maupun segi
institusi dan
operasionalisasi sejak zaman nabi Muhammad SAW sampai sekarang. Jadi, antara
sejarah dan peradaban Islam dan cabangcabangnya perlu direskrontruksi dengan
perkembangan zaman, karena sejarah peradaban Islam dan cabangnya berawal dari
sebuah ide, gagasan, dan konsep pada masa lalu. Maka pihak-pihak terkait
hendaknya melakukan tugas langkah untuk mengembangkan peradaban Islam dengan
empat hal, yaitu sebagai berikut.
1.
Konstruksi,
artinya apakah sejarah yang berlaku dahulu yang masih berkaitan disusun,
dipahami, dihayati, dan dicerna.
2.
Interpretasi,
artinya sejarah yang berkaitan dengan yang masih berlaku ini apakah masih dapat
dijadikan pedoman dan apakah masih perlu dikembangkan atau perlu dihilangkan.
3.
Tranformasi,
artinya sejarah perlu ditransfer dan dikembangkan agar mampu mengisi tuntutan
globalisasi.
4.
Rekontruksi,
artinya melakukan kontruksi ulang secara runtut dan sistematik agar ada
keserasian dan kesesuaian dengan zaman bahwa tuntutan global hendaknya mampu
menyediakan model peradaban Islam dengan tujuan mampu mengahapi masalah local
dan global.
B.
Metode Sejarah
Metode sejarah adalah
proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa
lampau. Rekontruksi yang imaginative dari masa lampau berdasarkan data yang
diperoleh dengan menempuh proses itu disebut historiografi (penulisan sejarah).
1. Metode Penggalian Sejarah
Dalam penggalian
sejarah terdapat beberapa metode yang dapat digunakan. Untuk menggali data yang
valid berkaitan dengan sejarah, diperlukan metode penggalian sejarah yang
akurat. Penggalian sejarah pada umumnya menggunakan metode lisan, observasi,
dan documenter.
Metode Lisan (Interview)
Dengan metode ini
pelacakan suatu objek sejarah dilakukan dengan interview. Metode interview atau
wawancara disebut juga metode kuesioner karena terjadi suatu dialog yang
dilakukan oleh pewancara (Interviewer) Untuk memperoleh informasi dari
terwawancara (Interviewee).
Metode Observasi
Dalam metode
observasi, objek sejarah diamati secara langsung. Sebelum penelitian dimulai
atau pertama kali terjun ke lapangan, metode observasi sangat penting untuk
digunakan dalam sebuah penelitian. Metode observasi merupakan metode
pengumpulan data, yakni penyelidikan yang dijalankan secara sistematis dan
sengaja diadakan dengan menggunakan alat indra terhadap kejadian yang dapat
langsung ditangkap. Jadi, metode observasi adalah metode penelitian dengan
pengamatan yang dicatat secara sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki.
Metode Dokumenter
Metode ini berusaha
mempelajari secara cermat dan mendalam segala catatan atau dokumen tertulis.
Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk
mengetahui data yang dapat dilihat secara langsung. Sebagai laporan tertulis
dari suatu peristiwa yang isinya terdiri dari penjelasan dan pemikiran terhadap
peristiwa dan sengaja menyimpan keterangan-keterangan tertentu atau
catatan-catatan. Metode ini sangat efektif dan efisien dalam penggunaan waktu
dan tenaga karena cukup dengan melihat catatan yang telah ada.
2. Metode Penulisan Sejarah
Adapun dalam
penulisan sejarah, demikian pula sejarah peradaban Islam, Metode yang dapat
digunakan adalah metode deskriptif, komparatif, dan analisis sintetis.
Metode Deskriptif
Dengan metode ini
ditunjukkan untuk menggambar adanya peradaban Islam tersebut, maksudnya ajaran
Islam sebagai agama samawi yang dibawa Nabi Muhammad yang berhubungan dengan
peradaban diuraikan sebagaimana adanya, dengan tujuan untuk memahami yang
terkandung dalam sejarah tersebut.
Metode Komparatif
Metode ini merupakan
metode yang berusaha membandingkan sebuah perkembangan peradaban Islam dengan
peradaban islam lainnya. Melalui metode komparatif dimaksudkan bahwa
ajaran-ajaran Islam tersebut dikomprasikan dengan fakta-fakta yang terjadi dan
berkembang dalam waktu serta tempat-tempat tertentu untuk mengetahui adanya
persamaan dan perbedaan dalam suatu permasalahan tertentu. Dengan demikian,
dapat diketahui pula adanya garis tertentu yang menghubungkan peradaban Islam dengan
peradaban yang dibandingkan.
Metode Analisis Sintetis
Metode ini dilakukan
dengan melihat sosok peradaban Islam secara lebih kritis, ada analisis dan
bahasan yang luas serta kesimpulan yang lebih kritis, ada analisis dan bahasan
yang luas serta kesimpulan yang spesifik. Dengan demikian, akan tampak adanya
kelebihan dan kekhasan peradaban Islam. Hal tersebut akan lebih jelas dengan
adanya pendekatan sintetis yang dimaksudkan untuk memperoleh kesimpulan yang
diambil untuk memperoleh satu keutuhan dan kelengkapan kerangka pencapaian
tujuan serta manfaat penulisan sejarah peradaban Islam.
C.
Ilmu Dasar Sejarah
Untuk membantu
diperolehnya data histori yang akurat dibutuhkan ilmu-ilmu pendukung yang akan
mempertkuat keberadaan sejarah. Ilmu-ilmu yang dibutuhkan oleh ilmu sejarah
terbagi menjadi dua; ilmu-ilmu dasar sejarah (auxillary disciplines) dan
ilmu-ilmu bantu sejarah (auxillary sciences). Adapun ilmu-ilmu dasar
sejarah meliputi:
Paleografi (ilmu khath)
Paleografi adalah
pengetahuan mengenai tulisan-tulisan kuno. Melalui paleografi dapat diketahui
beberapa hal, yaitu 1) bentuk-bentuk tulisan, misalnya bentuk-bentuk tulisan
Arab; seperti tumar, nasakhi, tsulus, farisi, maghribi, ghubar, diwani,
qiqairimah, dan lain-lain; 2) cara membaca tulisan-tulisan kuno,seperti tulisan
mesir kuno yang terdapat pada piramida, tulisan Arab sebelum Islam, Tulisan
Ibrani, Tulisan Jawa dengan bahasa Sanskerta; 3) kapan dan dimana tulisan itu
dibuat, sebab tulisan itu mengalami perubahan-perubahan, baik karena waktu
maupun tempat yang berbeda.
Diplomatik
Diplomatik adalah
suatu cabang pengetahuan yang menyelidiki tanggal, tempat serta keaslian
dokumen-dokumen tertulis. Dahulu diplomatik hanya dikhususkan untuk
penyelidikan dokumen resmi, namun dalam perkembangannya termasuk dokumen yang
tidak resmi, yang bersifat pribadi.
Epigrafi
Epigrafi adalah suatu
cabang pengetahuan yang menyelidiki tanggal, serta diplomatik hanya dikhususkan
untuk penyelidikan dokumen resmi, namun dalam perkembangannya termasuk dokumen
yang tidak resmi, yang bersifat pribadi.
Kronologis
Kronologis adalah
cabang pengetahuan yang membahas tentang masalah kesatuan waktu, seperti
kalender Julius (model lama) dan Greogorius (model baru) dalam kalender masehi,
tahun hijriyah dalam islam (1 H = 622 M), tahun saka (1 Saka = 78 M), dan
lain-lain.
Sigilografi
Sigilografi adalah
pengetahuan mengenai segel yang dipergunakan oleh para raja, khalifa, gubernur,
paus, pegawai pemerintah, dan lain-lain. Dengan mengetahui bentuk-bentuk segel
dan cara penggunaannya, maka akan diketahui apakah dokumen tersebut asli atau
palsu.
Heraldy
Heraldy adalah
pengetahuan tentang tanda-tanda atau symbol istimewa yang terdapat dalam
stempel, baju besi, pakaian para pembesar, pada bendera dan pakaian tentara.
Dalam sejarah Islam pada masa-masa pemerintahan Bani Saljuk, Bani Ayyub,
Mamalik, dan Turki Usmani
terdapat pada
simbol-simbol dan tanda-tanda yang menunjukkan jabatan tertentu yang
disandangnya.
Numismatik
Numismatik adalah
pengetahuan untuk mengadakan klasifikasi dan menguraikan secara deskriptif
mengenai mata uang menurut negeri atau zamannya, termasuk di dalamnya adalah
medali. Gambar-gambar dan tulisan dalam mata uang memberikan manfaat yang
sangat penting dalam memberikan data sejarah.
Genealogi
Genealogi adalah
pengetahuan tentang asal-usul dan silsilah termasuk juga daftar para pembesar
dan pegawai. Bangsa Arab sangat mementingkan silsilah ini, Sehingga ada buku
khusus untuk mencari silsilah. Daftar para khalifah dengan angka tahun
kekuasaannya yang tepat harus diketahui oleh para sejarawan.
D.
Ilmu Bantu Sejarah
Sejarah peradaban
merupakan uraian sistematis dari segala sesuatu yang telah dipikirkan dan
dikerjakan dalam lapangan peradaban pada waktu yang telah lampau. Sejarah
peradaban menguraikan perkembangan peradaban dari dahulu hingga sekarang. Namun
diperlukan pemilahan sejarah, sehingga perlu mempertahankan dan mengembangkan
elemenelemen positif, sedangkan elemen nehatif dapat menjadi sebuah pengalaman dalam
bidang peradaban jangan sampai kembali terulang, Di era global ini dituntut
adanya peradaban yang mampu think international and act nationally.
Dalam sejarah
peradaban Islam terdapat elemen positif, misalnya nilainilai sangat penting
untuk dikembangkan dalam modernitas,tanpa nilai-nilai tersebut modernitas akan
anarkis dan tidak menghiraukan hak-hak asasi manusia. Demikian pula sebaliknya,
banyak nilai-nilai luhur dari sejarah peradaban Islam di zaman modern ini tidak
akan berdaya dan hanya menjadi dongeng pengatur tidur belaka. Misalnya
keluhuran dan kearifan Abu Bakar dalam memimpin Negara yang bebas dari korupsi,
kolusi. Dan nepotisme. Serta perbuatan menyingkirkan duri kecil dijalan adalah
bernilai sangat luhur dan diyakini dapat memasukkan seseorang ke surga. Namun,
pada zaman modern yang sarat dengan kehidupan dunia ini, hal tersebut bagaikan hembusan
moral di tengah padang pasir tanpa penghuni. Dengan demikian, sejarah peradaban
Islam erat kaintannya dengan beberapa ilmu, antara lain geografi, sosiologi,
antropologi, analogi dan ilmu sejarah.
Geografi
Peristiwa sejarah
lingkup ruang dan waktu, dalam konteks ruang dimensi geografi sangat penting,
Bahkan dalm konteks perluasan wilayah kekuasaan dan penyabaran suatu agama
tidak mungkin daoat dijealskan dengan baik, jika kita tidak mengetahui
geografinya. Fenomena geografis yang beraneka ragam berpengaruh besar terhadap manusia
dan sejarahnya. Misalnya Mesopotamia, Babilonia, dan Mesair masuk dalam
peradaban potamis (sungai) berdasarkan pertanian dan pelayaran sungai;
Yunani da Romawi termasuk peradaban thalasis (lautan tengah) denagan
pelayaran dan perdagangan yang luas. Eropa Barat sejak abad ke-15 berkembang
menjadi peradaban oceanis (samudra) karena teknik navigasinya maju
berdasarkan pengetahuan perbintangan alat-alat teknisnya. Jadi, dalam
mempelajari sejarah tidak mungakin akan terbantu dengan baik jika tidak ada
ilmu geografis.
Sosiologi
Interaksi seseorang
yang terjadi dalam kehidupan antara individu maupun antara golongan, akan
menimbulkan suatu dinamika kehidupan. Dinamika dan perubahan kehidupan akan
bermuara pada terjadinya mobilitas social. Proses mobilitasi social hendaknya
berorientasi pada kemaslahatan, baik dunia maupun akhirat (al maslahah
ad-dunya wa alakhirah). Karena mobilitas sosial tersebut akan berpengaruh
pada system peradaban Islam selanjutnya. Sosiologi sebagai ilmi pengetahuan
memiliki lapangan penyelidikan, sudut pandangan metode dan susunan pengetahuan.
Sosiologi dapat dibedakan menjadi dua; pertama, sosiologi umum yakni
soisologi yang tugasnya menyelidiki gejala sosio-kultural secara umum; kedua,
sosiologi khusus yakni pengkhususan dari sosiologi umum yanga tugasnya menyelidiki
suatu aspek kehidupan sosial cultural secar mendalam.
Antropologi
Antropologi dan
sejarah memiliki objek studi yang sama, yaitu manusia. Oleh karena itu, antara
kedua disiplin ilmi ini memiliki banyak kajian yang sama. Metode-metode dalam
antropologi dapat membantu bebrapa masalah yang dihadapi oleh sejarawan. Misalnya
di Indonesia, para sejarawan menghadapi beberapa permasalahan historiografi
Indonesia, seperti masalah:
1) Proses asimilasi
kebudayaan asing kedalam kebudayaan Indonesia,
2) Mengisi lata
belakang peristiwa sejarah,
3) Merekonstruksi
kembali sejarah lokal,
4) Arti dan fungsi semula berbagai benda sejarah.
Berkaitan dengan
peradaban, maka ada sejarah peradaban dan sada pula sejara antropologi budaya.
Dalam konteks ini sejarawan dapat meminjam beberapa konsep antropologi budaya
dalam kajiannya tentang sejarah peradaban di berbagai aspek, yaitu nilai,
norma, adat, istiadat, tingkat peradaban, gaya hidup dan lain-lain. Jelasalah
bahwa prespektif sejarah membutuhkan ilmu bantu antropologi dalam berbagai-pendekatannya.
Arkeologi
Arkeologi berbicara
tentang warisan masa lampau yang berupa benda, bangunan, dan momentum yang
masih terdapat pada permukaan tanah. Sisa peniggalan yang tersimpan dalam tanah
yang dapat ditemukan melalui penggalian di samping semua benda berasal dari
masa lampau. Arkeologi memberikan bahan tentang kurun waktu yang tidak
mewariskan bahan tertulis atau kurang mewariskan bahan tertulis. Kurun
prasejarah adalah kurun yang tidak meninggalkan bahan tertulis, sedangkan kurun
sejarah adalah kurun yang meninggalkan bahan tertulis. Dalam konteks yang pertama
ini, arkeologi bersifat melengkapi. Bagi sejarah kebudayaan dan sejarah
peradaban, arkeologi sangat penting keberadaannya. Sebab arkeologi dapat
mengungkapkan peradaban materiil masa lampau, seperti pembentukan kota,
struktur, perumahan, perabot rumah tangga, pakaian, hiasan, alat kerja,
senjata, bahkan juga pengetahuan tentang agama.
Ilmu Sejarah
Sejarah adalah kisah
dan peristiwa masa lampau umat manusia. Ilmu ini membahas mengenai perkembangan
peristiwa atau kejadian masa lampau yang dibahas oleh orang lain mengenai
segala ihwal “orang-orang besar”, baik seseorang yang membesarkan bidang
peradaban, pemerintahan, ekonomi, politik, dan sebagainnya, karena biasanya “orang-orang
besar” tersebut memiliki pengaruh dalam bidang peradaban yang berlaku pada
saat itu. Ilmu sejarah dipelajari untuk diambil hikmah dari sebuah sejarah,
jika ada nilai positifnya maka dapat dikembangakan dalam kemodernan peradaban,
tetapi sebaliknya hal yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman dapat
dijadikan sebagai pengetahuan.
E.
Manfaat Atau Urgensi Menpelajari Sejarah Peradaban Islam
Sejarah mencatat
kondisi kebesaran Islam berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, di mana
pada waktu itu dunia Islam menjadi kiblat perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dunia. Namun, sangat memilukan bahwa masyarakat Indonesia yang
religius dewasa ini terpuruk dalam himpitan krisis dan terbelakang dalam
berbagai aspek kehidupan. Laporan pengamat asing satu dekade yang lalu tentang
Indonesia yang memiliki etos kerja yang buruk dan korupsi yang sangat serius (the
lousy work ethics and serious corruption) ternyata kini tidak dapat
diganggu gugat lagi. Bahkan sekarang terbalik, Negara Barat menjadi model bagi negara-negara
yang berkembang termasuk Indonesia. Oleh karena itu, hendaknya perlu ada upaya
rekonstruksi untuk menata kehidupan, baik ilmu pengetahuan maupun teknologi.
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan unsur penting bagi terbentuknya suatau
peradaban, bukan menjadi monopoli hanya pada satu agama tertentu. Sebagai umat Islam
diwajibkan untuk mencari ilmu ke seluruh pelosok dunia walaupun berbeda
keyakinan, sebagaimana dianjurkan oleh Rasulullah SAW agar menuntut ilmu
walaupun sampai ke negeri Cina. Dengan demikian, dalam kehidupan bermasyarakat
dan berbangsa diperlukan kerja sama dari semua orang Indonesia tanpa membedakan
agama. Yang perlu ditegakkan adalah aturan untuk melakukan kerja sama tersebut,
sehingga perlu dikembanggkan akhlak atau etika pergaulan.
Sejarah yang membahas
berbagai peristiwa masa lalu, jangan diremehkan dan dibiarkan seiring dengan
berlalunya waktu, sebab begitu besar makna sejarah bagi kehidupan manusia.
“Belajarlah dari sejarah”, demikian kata-kata mutiara yang dapat mengingatkan
kita makna sejarah. Bahkan Presiden Pertama RI Sukarno telah menitipkan sesuatu
yang sangat berharga berupa “Jasmerah” sebagai akronim dari “ Jangan
Sekali-kali Melupakan Sejarah”.16 Sejarah memiliki nilai dan arti penting yang bermanfaat
bagi kehidupan umat manusia. Hal tersebut dikarenakan sejarah menyimpan atau
mengandung kekuatan yang dapat menimbulkan dinamisme dan melahirkan nilai-nilai
baru bagi perkembangan kehidupan manusia. Pentingnya memahami sejarah perabadan
Islam tidak semata-mata untuk mengetahui tanggal, bulan, tahun, dan abad suatu
peristiwa peradaban Islam di masa lampau. Namun juga memahami realitas muslim
untuk mengetahui suatu peristiwa peradaban Islam.
Dengan mengkaji
sejarah, dapat diperoleh informasi tentang aktivitas peradaban Islam dari zaman
Rasulullah sampai sekarang, mulai dari pertumbuhan, perkembangan, kemajuan,
kemunduran, dan kebangkitan kembali peradaban Islam. Dari sejarah dapat
diketahui segala sesuatau yang terjadi dalam peradaban Islam dengan segala ide,
konsep, institusi, system dan operasionalnya yang terjadi dari waktu ke waktu. Jadi,
sejarah pada dasarnya tidak hanya sekedar memberikan romantisme, tetapi lebih
dari itu merupakan refleksi histori. Dengan demikian, mempelajari sejarah
peradaban Islam dapat memberikan semangat back projecting theory untuk
membuka lembaran dan mengukir kejayaan atau kemajuan peradaban Islam yang baru
dan lebih baik.
Sejarah peradaban
Islam sebagai studi tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan sejarah
peradaban sudah tentu akan sangat bermanfaat terutama dalam rangka memberikan
sumbangan bagi pertumbuhan atau perkembangan peradaban. Dengan mempelajari
sejarah peradaban Islam diharapkan seseorang dapat mengetahui dan memahami
perumbuhan dan perkembangan peradaban Islam, sejak zaman lahirnya sampai masa
sekarang. Sejarah peradaban Islam tidak hanya memiliki manfaaat yang sangat
besar dalam pembangunan dan
pengembangan
peradaban Islam, namun dapat pula menyelesaikan problematika perdaban Islam
pada masa kini. Di samping itu, dapat memunculkan sikap positif terhadap
berbagai perubahan system peradaban Islam.
Daftar Pustaka
Abdurrahman, Dudung, Metode Penilitian Sejarah. Jakarta: Logos, 1999.
Affandi, Bisri,
Dr.H.M.A., (ed), Dirasat Islamiyah III, Sejarah dan Kebudayaan Islam. Surabaya: Anika Bahagia Offset, 1993.
Al-Mubarakfuri,
Syaikh Shafiyyurahman, SIRAH NABAWIYAH. Jakarta Timur: UMMUL QURA, 2016.
Frederick, William
H. dan Soeri Soeroto, Pemahaman Sejarah Indonesia, Sebeleum dan sesudah
Revolusi. Jakarta: LP3ES, 1982.
Gazalba,Sidi, Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu. Jakarta: Bharata, 1966.
Gottschalk, Louis, Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press, 1986.
Hamka, Prof. Dr., SEJARAH UMAT ISLAM. Depok: Gema
Insani, 2016.
Mansur, Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah. Yogyakarta: Global Pustaka Utama, 2004.
Mansur, Sejarah Islam dan Pendidikan Bangsa. Yogyakarta: Pustaka Utama, 2004.
Mas’ud, Abdurrahman, Antologi Studi dan Pendidikan. Semarang: Aneka Ilmu, 2004.
Mas’ud, Sulthon. Sejarah
Peradaban Islam. Surabaya: UINSA, 2014.
Mastuhu, Menata Ulang
Pemikiran Sistem Pendidikan Nasional dalam Abad 21. Yogyakarta: Safira Insania Pers, 2003.
Utsman, Hasan, Metode Penilitian Sejarah. Jakarta: Departemen Agama RI, 1986.
Walgito, Bimo, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Yogyakarta: Fak. Psikologi, UGM, 1980.
0 komentar:
Posting Komentar