Sabtu, 04 Februari 2017

ESENSI PERANAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KEMAJUAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN



A.      Pendahuluan

Dunia pendidikan kita terutama jalur pendidikan formal yakni sekolah sampai sampai saat ini belum berhasil membuktikan kualitas (mutu) yang diharapkan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional di berbagai jenjang termasuk di dalamnya jenjang pendidikan dasar. Menurut teori bahwa keberhasilan harus didukung dan ditunjang oleh tiga komponen yakni sekolah termasuk didalamnya pemerintah, orang tua dan lingkungan masyarakat.

Kepala sekolah adalah pemimpin tertinggi di sekolah walaupun kepemimpinan itu sifatnya situasional, artinya suatu tipe kepemimpinan dapat efektif untuk situasi tertentu dan kurang efektif untuk situasi yang lain. Kepemimpinan kepala sekolah adalah cara atau usaha kepala sekolah dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan dan menggerakan guru, siswa, orang tua siswa dan pihak lain yang terkait untuk bekerja/ berperan serta guna mecapai tujuan yang ditetapkan.

Sesungguhnya menduduki jabatan kepala sekolah itu kalau kita kaji secara jujur merupakan beban dan perjuangan yang tidak mudah karena dituntut untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan, oleh karena itu sangat proposional apabila momentum promosi jabatan kepala sekolah tetap berakar pada kerangka peningkatan kualitas pendidikan. Sebagai bahan renungan, penulis mencoba membuat kriteria kepala sekolah atau seorang calon kepala sekolah yang diperlukan sebagai pribadinya yang mencalonkan kepala Sekolah Menengah Kejuruan diantaranya :

1.        Pengalaman Kerja Pengalaman kerja bagi calon kepala sekolah wajar dijadikan sebagai kriteria sebab dengan pengalaman kerja dimiliki setidaknya ia mampu belajar untuk memperbaiki kekurangan yang pernah didalamnya, itupun dengan syarat punya kemauan, sebab

pengalaman adalah guru yang paling utama yang sesuai dengan peraturan mentri pendidikan No 13 tahun 2007 tentang standar kepala Sekolah Menengah Kejuruan bahwa kualifikasi umum kepala sekolah/ madrasah memilki pengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.
2.        Dedikasi (pengabdian) Pengabdian merupakan hal yang penting untuk diperhatikan bagi seorang kepala sekolah sebab pada dasarnya bahwa jabatan kepala sekolah bukan anugrah tapi amanah yang harus dipikul dengan penuh dedikasi, sehingga tidak ada kesan terutama ditingkat SMK, bahwa dengan menduduki jabatan kepala sekolah menjadi lepas mengajar.
3.        Kejujuran adalah suatu tindakan dimana antara perkataan dan perbuatannya sama, maka faktor kejujuran merupakan cerminan dari sosok pribadi yang baik yang berpijak pada nilai nilai agama.
4.        Prestasi kepala sekolah harus berprestasi terutama bekaitan dengan profesionalisme, dalam hal ini dapat diukur dari segi yaitu : (a) keberhasilan mengajar. (b) kualifikasi pendidikan minimal memiliki kualifikasi akademik sadana (S1) atau diploma empat (D­IV) kependidikan atau non kependidikan pada perguruan tinggi yang terakreditasi hal ini sesuai dengan peraturan mentri pendidikan No.13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah.

Dalam makalah ini, penulis memaparkan  tentang esensi peranan kepala sekolah dalam meningkatkan kemajuan pendidikan di sekolah menengah kejuruan. Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan pencerahan bagi kita semua. Amin.

B.       Pembahasan

1.        Kepala Sekolah Sebagai Manajer

Kepemimpinannya dan manajerial tidak dapat dipisahkan karena kepemimpinan akan menjiwai manajer dalam melaksanakan tugasnya. Tugas kepala sekolah sering dirumuskan sebagai EMASLIM, artinya educator (pendidikan), manager, administrator, supervisor, leader (pemimpin), inovator (pencipta), dan motivator (pendorong). Dengan kata lain, kepeminpinan harus terpadu dalam pelaksanaan ketujuh tugas tersebut.

Sejalan dengan implementasi konsep MBS, maka semakin penting peran kepala sekolah sebagai manajer (pengelola) pendidikan disatuan sekolah dalam upaya meningkatkan mutu sekolah. Dalam pengelolaan sekolah hendaknya melalui berbagai kegiatan (aktivitas), sebagaimana dikemukakan oleh A.Tabrani Rusyan “Pada umumnya kegiatan manajer atau aktivitas manajemen itu adalah Planing, Organizing, staffing, Directing dan controlling”. (1997:20). Sedangkan Dadi Permadi Berpendapat "Prinsip Prinsip manajemen yang lama dirumuskan dengan POAC (Planning, Organizing, Actuating dan Controlling). Dalam manajemen yang modern sudah berubah dimana sebelum membuat perencanaan sebaiknya didahului dengan mengkaji informasi-informasi yang relevan.

Kedua pendapat di atas pada prinsipnya mempunyai kesamaan pendapat bahwa dalam rangka pengelolaan sekolah tidak lepas dari perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan, yang pada manajemen modern sebelum memulai langkah tersebut perlu mengkaji sumber informasi terutama relevansinya dengan perubahan perubahan (inovasi). Oleh karena itu, peran kepala sekolah sebagai manajer mempunyai tugas dan kewjiban sebagai berikut:

a)        Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.
b)        Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama.
c)        Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, sekolah dan pemerintah tentang mutu sekolah.
d)       Meningkatkan kompetensi yang sehat antar sekolah untuk pencapaian mutu yang diharapkan.

Kepala sekolah adalah penghubung terpenting dalam jaringan itu untuk memastikan efektivitas sekolah., kepala sekolah adalah guru senior yang dipandang memiliki kualifikasi menduduki jabatan itu. Para kepala sekolah perlu memperoleh persiapan dan pelatihan, untuk mengelola sekolahnya secara efektif dan ini mcrupakan kebutuhan yang mendesak di negara sedang berkembang seperti di Indonesia ini.

Hal ini dimaksudkan untuk membantu kepala sekolah merefleksikan realitas situasi di Indonesia, yang peranannya kepala sekolah semakin rumit, cara ini dirancang untuk lebih menyadarkan kepala sekolah tentang perlunya upaya terus menerus untuk mengembangkan diri agar dapat menjadi kepala sekolah yang efektif.

2.        Kepala Sekolah sebagai Pemimpin

Kepala sekolah sebagai pemimpin yang tugas dan kewajibannya adalah mengarahkan bawahan kepada suatu komitmen dalam pelaksanaan tugas. Hal ini bisa kita kaji gagasan dari Ki Hajar Dewantara, yaitu: Ing ngarso mangun karsa, artinya seorang pemimpin hendaknya menjadi panutan (contoh ) bagi bawahan, Ing Madya mangun karsa, artinya pemimpin ikut kegiatan menggugah semangat anak buahnya dan Tut Wuri Handayani, artinya pemimpin berupaya memberikan dorongan dari belakang.

Bagi orang Islam kepemimpinan Rassulullah wajar dijadikan landasan filosofis, dimana kepemimpinan beliau sangat mengedepankan contoh contoh perbuat an yang baik. Dalam pelaksanaannya keberhasilan kepemimpinan kepala sekolah sangat dipengaruhi oleh hal hal sebagai berikut:

1.        Kepribadian yang kuat yaitu kepala sekolah harus mengembangkan pribadi percaya diri, berani, bersemangat, murah hati dan memiliki kepekaan sosial.
2.        Memahami tujuan pendidikan dengan baik yaitu pemahaman yang baik merupakan bekal utama kepala sekolah agar dapat menjelaskan kepada guru, siswa dan pihak lain serta menemukan strategi yang tepat untuk mencapainya.
3.        Pengetahuan yang luas yaitu kepala sekolah harus memiliki pengetahuan yang luas tentang bidang tugasnya maupun bidang lain yang terkait.

Keterampilan profisional yang terkait dengan tugasnya sebagai kepala sekolah, yaitu: ­ Keterampilan teknis, misalnya penyusun jadwal pelajaran mengsupervisi pengajaran, memimpin rapat dan dan seterusnya. Keterampilan hubungan kemanusiaan, misalnya bekerjasama dengan orang lain, memotivasi, mendorong guru dan seterusnya.  Keterampilan konseptual, misalnya mengembangkan konsep pengembangan sekolah memperkirakan masalah yang akan muncul dan mencari pemecahannya.

3.        Fungsi Kepala Sekolah

a)        Sebagai administrator yaitu mengelola adiministrasi sekolah, dalam hal menyusun program tahunan (RAPBS), serta hal hal yang berkaitan dengan sekolah.
b)        Sebagai komunikator yaitu kepala sekolah memberikan pengarahan pembinaan para guru.
c)        Sebagai motivator yaitu kepala sekolah hendaknya dapat membangkitkan dan memelihara kegairahan kerja pada guru, dengan memberikan gagasan gagasan yang baik bagi penyampaian KBM.
d)       Sebagai inovator yaitu kepala sekolah hendaknya memiliki prakarsa atau gagasan perbaikan dalam pembaharuan pendidikan dan mendorong guru untuk melakukan hal yang berkaitan dengan pelajaran.
e)        Sebagai fasilitator yaitu kepala sekolah harus mampu mengusahakan pengadaan alat/sarana sekolah, seperti meubelair dan sebagainya.
f)         Sebagai dinamisator yaitu kepala sekolah harus mampu sebagai pengerak dalam pencapaian tujuan sekolah.
g)        Sebagai transformator yaitu kepala sekolah sebagai alat penyampai nilai nilai pada gurunya.
h)        Sebagai stimulator yaitu kepala sekolah harus mampu sebagai perangsang pemicu semangat kerja kepada guru.
i)          Kepala sekolah sebagai pelaksana dan pengemban kurikulum.
j)          Kepala sekolah sebagai pembimbing yaitu kepala sekolah harus mampu mengembangkan profesi guru.

4.        Prinsip-prinsip Kepemimpinan

Kepala Sekolah Prinsip prinsip kepemimpinan kepala sekolah secara umum, yaitu:
a)       Konstruktif artinya kepala sekolah harus mendorong dan membina setiap guru untuk berkembang secara optimal.
b)       Kreatif artinya kepala sekolah harus selalu mencari gagasan dan cara baru dalam melaksanakan tugasnya.
c)       Partisipatif artinya mendorong ketertiban semua pihak yang terkait dalam setiap kegiatan di sekolah.
d)       KooperatIf artinya mementingkan kerja sama dengan guru dan pihak lain yang terkait dalam melaksanakan setiap kegiatan.
e)       Delegatif artinya berupaya mendelegasikan tugas kepada guru sesuai dengan deskripsi tugas/ jabatan serta kemampuan mereka.
f)        Integratif artinya selalu mengintegrasikan semua kegiatan, sehingga dihasilkan sinergi untuk mencapai tujuan sekolah.
g)       Rasional dan objektif, artinya dalam melaksanakan tugas atau bertindak selalu berdasarkan pertimbangan rasio dan objektif.
h)       Piagmatis artinnya dalam menetapkan kebijakan atau target, kepala sekolah harus berdasarkan kepada kondisi dan kemampuan nyata yang dimiliki sekolah.
i)         Keteladanan artinya dalam memimpin sekolah, kepala sekolah dapat menjadi contoh yang baik.
j)         Adaptabel dan fleksibel artinya kepala sekolah harus dapat beradaptasi dan fleksibel dalam menghadapi situasi baru dan juga menciptakan situasi kerja yang memudahkan guru untuk beradaptasi.

5.        Sifat sifat Kepemimpinan Kepala Sekolah

a)       Adil adalah sifat pemimpin yang tidak menganakemaskan dan tidak menganaktirikan yang salah dibina dan yang benar diberi penghargaan.
b)       Jujur adalah sifat yang tidak menyalahgunakan tugas, wewenang, dan tanggungjawab. Bekerja dengan jujur menghindari dari perbuatan dan tindakan tercela.
c)       Sabar adalah sifat­sifat yang baik hati hati, tenang, tepat tidak terburu buru melakukan sesuatu pekerjaan bila belum jelas asal usul dan tujuan serta dasar hukumnya.
d)       Ulet adalah sifat yang tidak kenal menyerah dalam mencapai cita cita atau rencana kerjanya.
e)       Berinisiatif adalah sifat yang kaya dengan kreasi yang selalu mencari dan menguji metode­metode baru dalam melaksanakan tugasnya.
f)        Percaya diri adalah sifat percaya pada kemampuan sendiri karena wawasan yang luas tentang tugas, wewenang, dan tangungjawab.
g)       Loyal dalam arti adanya keselarasan antara pelaksanaan dengan ketentuan dan kebijaksanaan yang berlaku sehingga dapat menjamin kesatuan bahasa dan kesamaan tindak. Berwibawa dan menarik, seorang pemimpin harus memiliki daya tarik dan wibawa yang tinggi dengan selalu memupuk ilmu dan berperilaku yang baik.

6.        Azas Kepemimpinan Kepala Sekolah

a)       Taqwa yaitu menjauhkan diri dan perbuatan perbuatan yang dilarang Tuhan dan taat kepada perintah perintahnya.
b)       Ing Ngarso sung tulodo yaitu sebagai pemimpin memberi suri tuladan kepada yang dipimpinnya.
c)       Ing Madya mangun karsa yaitu ditengah tengah yang dipimpinnya terjun langsung bekerja sama bahu membahu.
d)       Tut Wuri Hadayani yaitu dari belakang memberi dorongan dan semangat kepada yang dipimpinya.
e)       Ambeg Paramarta yaitu pandai menentukan mana yang menurut ruang waktu dan keadaan patut didahulukan.
f)        Prasaja yaitu bersifat dan bersikap sederhana dan rendah hati.
g)       Satya yaitu loyalitas timbal balik dan bersikap hemat dan cemat. h. Gemi nastiti, hemat dan cermat mampu mengarahkan penggunaan kepada yang benar benar yang diperlukan.
h)       Belaka yaitu bersifat dan bersikap terbuka, jujur, dan siap menerima segala kritik yang membangun, selalu mawas diri dan siap mempertanggungjawabkan perbuatannya.
i)         Legawa yaitu rela dan ikhlas untuk pada waktunya mengundurkan diri dari fungsi kepemimpinanya dan diganti dengan generesi baru. (Juhdi, 2012:69)

7.        Gaya Kepemimpinan Sekolah

Gaya kepemimpinan yang harus harus diterapkan kepala sekolah sangat bergantung kepada situasi dan kondisi guru yang dipimpinnya, seperti hubungan gaya kepemimpinan dengan motivasi guru, yaitu:

a)        Jika menghadapi guru yang memiliki kemampuan baik dan motivasi kerja juga baik, maka gaya kepemimpinan delegatif paling efektif, artinya, kepala sekolah lebih banyak memberikan dan mendelegasikan tugas dan wewenang kepada guru.
b)        Jika menghadapi guru yang memiliki kemampuan kerja yang baik. Tetapi motivasi kerjanya kurang, maka gaya kepemimpinan partisipatif paling efektif. artinya, kepala sekolah berpartisipasi aktif dalam mendorong guru untuk menggunakan kemampuannya secara optimal.
c)        Jika menghadapi guru yang kurang memiliki kemampuan yang kurang baik, tetapi memiliki motivasi kerja yang baik, maka gaya kepemimpinan konstruktif paling efektif. Artinya, kepala sekolah hanyak memberikan bimbingan, sehingga kemampuan guru secara bertahap meningkat.
d)       Jika menghadapi guru yang memiliki kemampuan yang kurang baik dan motivasi kerja kurang baik, maka gaya kepemimpinan instrukif paling efektif. Artinya, kepala sekolah leblh banyak memberi petunjuk yang spesifik dan secara ketat mengawasi guru dalam mengerjakan tugasnya. (Juhdi, 2012:79).

C.      Kesimpulan
Kepala sekolah memerankan fungsinya sebagai pemimpin tunggal di sekolah yang memiliki tangung jawab serta dapat mempengaruhi mendorong, membimbing, mengarahkan dan menggerakkan guru, siswa, orang tua siswa dari pihak lain yang terkait untuk bekerja/ berperan serta guna mencapai tujuan yang ditetapkan. Kepala Sekolah haruslah dimulai degan menggunakan waktu sebaik baiknya dalam memimpin, merencanakan gagasan gagasan baru, dan bekerja lebih dekat dengan para guru dan seluruh yang terlibat didalamnya.

Peran kepala sekolah harus dapat merekrut masyarakat untuk terlibat dalam memajukan pendidikan baik yang beperan dengan dana atau dalam mengawasi sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan, karena hasil pendidikan merupakan kepentingan masyarakat. Kepala sekolah harus terbuka dan jelas dalam mengelola keuangan sekolah. Antara kepemimpinanya dan manajerial tidak dapat dipisahkan. Kepemimpinan akan menjiwai manajer dalam melaksanakan tugasnya. Tugas kepala sekolah sering dirumuskan sebagai EMASLIM, artinya educator (pendidikan), manager, administrator, supervisor, leader (pemimpin), inovator (pencipta), dan motivator (pendorong).

DAFTAR PUSTAKA


Burhanudin. 1994. Analisis Administrasi, manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Cuandi, Ade. 2003. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Bandung : Suara Daerah.
Karwati, Euis. 2016. Kinerja dan Profesionalisme Kepala Sekolah Membangun Sekolah yang Bermutu. Bandung: Alfabeta.
Mulyasa, H.E. 2015. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
____________. 2013. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT Remaja Rodaskarya Offset.
____________. 2014. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rodaskarya Offset.
Rohiat, 2008. Kecerdasan Emosional Kepemimpinan Kepala Sekolah. Bandung: PT Refika Aditama.
Suparlan. 2014. Manajemen Berbasis Sekolah dari Teori sampai dengan praktik. Jakarta : PT. Bumi Angsara.
Suhardiman, Budi. 2012. Studi Pengembangan Kepala Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Wahyudi, 2015. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajar (Learning Organization). Pontianak: Alfabeta.

0 komentar:

Posting Komentar